Home » » Laporan Praktikum Episode 6 (Normalisasi)

Laporan Praktikum Episode 6 (Normalisasi)

Written By yogi on Kamis, 06 November 2014 | 22.18

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN BASIS DATA
NORMALISASI


 

                                                                    NIM       : 13650076
                                                                    Nama     : Yogi Pradana
                                                                    Kelas     : D

 




JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Materi/Teori
 ü  PENGERTIAN
Beberapa pengertian mengenai normalisasi :
-          Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9  relasi) dalam basis data (dengan tujuan utnuk mengurangi kemubaziran data) , normalisasi terkadang hanya diipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain ( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi keflekxibelan.
-          Kroenke mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tida memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud oleh kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.
-          Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah basis data / database, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi). 
-          Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
Proses normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi  dilakukan pengujian pada beberapa kondisi apakah ada kesulitan pada saat menambah/menyisipkan, menghapus,mengubah dan mengakses pada suatu basis data. Bila terdapat kesulitan pada pengujian tersebut maka perlu dipecahkan relasi pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan basis data belum optimal.
Tujuan dari normalisasi itu sendiri adalah untuk  menghilangkan kerangkapan data,
mengurangi kompleksitas, dan untuk mempermudah pemodifikasian data.
 ü  LANGKAH-LANGKAH NORMALISASI
-          Unnormalized Form
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikukti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
-          First Normal Form (1NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
Syarat normal ke satu (1-NF) antara lain:
a.       Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
b.      Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
c.       Telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
d.      Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
-          Second Normal Form (2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.
a.       Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
b.      Atribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.
-          Third Normal Form (3NF)
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Misalkan kita akan melakukan update terhadap nama dari seorang Pemilik (pemilik), seperti Durki (No_Pemilik: CO93), kita harus melakukan update terhadap dua baris dalam relasi Property_Pemilik (lihat Tabel 9.5, (c) relasi Property_Pemilik). Jika kita hanya mengupdate satu baris saja, sementara baris yang lainnya tidak, maka data didalam database tersebut akan inkonsisten / tidak teratur. Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif (transitive dependency). Kita harus menghilangkan ketergantungan tersebut dengan melakukan normalisasi ketiga (3-NF).
Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut :
a.       Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
b.      Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap priamry key di relasi itu saja.
-          Tahapan selanjutnya adalah adanya BCNF (Boyce–Codd Normal Form) yakni Sebuah Tabel/Relasi adalah BCNF jika setiap atribut penentu/determinant adalah candidate key/Kunci Kandidat ,tapi biasanya bentuk 3NF sama dengan bentuk BCNF.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.   Hasil Praktikum
Buatlah Normalisasi dari data berikut ini :


1.       Unnormalized

Dari pembuatan tabel unnormalized diatas data dimasukkan apa adanya sesuai dengan gambar di rental buku ”Pustaka Ilmu”. Untuk bisa melanjutkan kelangkah selanjutnya yaitu ke langkah First Normal Form (1NF) data yang tunggal dan null harus diisi terlebih dahulu.
2.       First Normal Form (1NF)

Data tunggal pada tabel sudah tidak ada lagi dan data null yang ada pada tabel diatas sudah terisi semua.
3.       Second Normal Form (2NF)

Setelah terbentuk First Normal Form (1NF) langkah selanjutnya adalah Second Normal Form (2NF) yaitu menentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan bisa mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.  Tabel di langkah 1NF kunci utamanya adalah No_Nota. Jaminan dan Kasir bergantung pada No_Nota,tetapi nama dan judul buku bukan fungsi dari peminjaman sehingga harus dibuat tabel lagi yaitu tabel Anggota dan Buku seperti gambar diatas.
4.       Third Normal Form (3NF)

Setelah bentuk Second Normal Form (2NF) tahap selanjutnya adalah Third Normal Form (3NF),pada tahap ini setiap atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara menyeluruh. Hasil normalisasi pada langkah 3NF ini adalah seperti pada gambar diatas dan tabel hasil normalisasi di pecah menjadi 7 tabel yaitu tabel peminjaman, Anggota, Jaminan, Jenis Buku, Kasir, Buku dan Nota.

BAB III
PENUTUP
  3.1. Kesimpulan


  3.2. Saran
Dalam menormalisasi sebuah database kita harus benar-benar mengetahui dan paham setiap langkah yang ada ada ketika normalisasi.

  3.3. Kritik
Normalisasi database sangat perlu ketelitian dan kejelian karena kemungkinan saat tahap terakhir dari penormalisasian database tabel yang dipecah kurang sehingga database yang kita normalisasi kurang sempurna.

  3.4. Manfaat bagi pembaca
Dengan diluncurkannya laporan praktikum desain basis data episode ke-5 ini bisa membuat para pembaca mengetahui bagaimana cara menormalisasikan sebuah database.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Desain Basis Data.2014


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Aa | Bb | Cc
Copyright © 2013. MEDIA INOVASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by My Blogger
Proudly powered by Blogger
Back to Top